Untukmu yang sampai sekarang aku belum tau siapakah engkau nantinya. Karena engkau bisa saja siapapun yang dikehendakiNya. Yang berada jauh ataupun dekat denganku. Yang selalu setia dalam penghambaan diri kepadaNya. Yang selalu aku sebut-sebut dalam doa-doaku...di siang dan malamku. Yang hanya kepadamu akan kuhabiskan sisa-sisa usiaku. Wherever you are... Dimanapun engkau berada...
Untuk yang kedua kalinya, aku tuliskan kepadamu. Bukan surat cinta, tapi bekal kita nanti mengarungi bahtera.
Aku dengar hari ini, bapak yang bijak itu memberi nasihat. Aku ingin berbagi denganmu... Dengarkan, aku bacakan untukmu ya. Agar kelak jika aku lupa, engkau bisa mengingatkan aku.
Apakah engkau sudah siap? Baiklah aku mulaikan saja...
"Bagi seorang pria, tidak ada penyerahan diri yang lebih indah daripada penyerahan diri kepada wanita yang dicintainya.
Namun,
Seberapa besar penyerahan pria kepada wanita, bergantung kepada wanitanya.
Pria akan senang dikuasai oleh wanita yang membentuknya menjadi pribadi yang besar.
Wanita yang menuntut untuk dimuliakan oleh prianya, haruslah wanita yang memuliakan prianya.
Kehidupan ini Adil
“Cinta yang sempurna bukan didapat, terkadang dapat dibuat dan dibentuk.”
Credit : AJP